Search This Blog

Monday, 30 July 2012

Pelatih Maroko Bangga Pemainnya Puasa


                                                             Pertandingan timnas Maroko di Olimpiade 2012 (REUTERS/David Moir)

 "Saya tak habis pikir mereka berpuasa dan bermain dalam 90 menit."

PIM, VIVAbola - Pemain timnas Maroko tetap menjalankan ibadah puasa saat bertanding di Olimpiade 2012. Hebatnya, meskipun berpuasa mereka tetap tampil tak kenal lelah dalam dua laga penyisihan grup D.

Di laga perdana, perwakilan Afrika itu tampil spartan dan sanggup menahan imbang Honduras 2-2. Di laga kedua, mereka sempat membuat repot Jepang meski akhirnya harus kalah 0-1.

Padahal berpuasa di London jauh lebih sulit dibandingkan di Indonesia. Waktu imsak di sana sekitar pukul 02.30 sedangkan azan magrib baru berkumandang pukul 21.30. Jelas perlu energi ekstra untuk tetap bisa bermain dalam 90 menit.

Memang tak semua pemain Maroko berpuasa. Pelatih Maroko, Pim Verbeek menyebut ada 9 pemain dalam skuatnya yang berpuasa, dan itu membuat Verbeek mengacungkan jempol.

"Mereka tak makan dan minum sejak pukul 02.30 pagi. Saya tak habis pikir bagaimana mereka bisa berpuasa dan bermain dalam 90 menit," ujar Verbeek seperti dilansir nbcolympics.com.

"Jika mereka bermain 60 sampai 70 menit itu masih masuk akal. Jujur, melihat situasi ini, saya bisa sangat bangga dengan cara mereka bermain," lanjut pria asal Belanda ini.

Maroko masih menyisakan satu laga lagi di penyisihan grup D. Mereka akan menghadapi Spanyol di Old Trafford, Rabu, 1 Agustus 2012. Mereka butuh kemenangan jika ingin melaju ke babak perempat final.

Sumber: viva bola, Selasa, 31 Juli 2012, 08:25 WIB

Morocco moves on despite Arab Spring, eurozone crisis

PIM, Jakarta- It was a surprise for many people how Morocco, an Arab and African country, escaped the revolutions that shook the Arab world from Libya to Syria. Democratic reforms and proactive measures were Morocco’s antidotes to the Arab uprisings, said a Moroccan envoy.
The person responsible for Morocco avoiding revolution is its popular King Mohammed VI, who introduced fast-track reforms including a new constitution under which the leader of the biggest party in the parliament will become the prime minister, and the government will have more powers in running the country.
“The new constitution enshrines the democratic values of the separation of powers, independent judiciary, freedom of expression, freedom of thought and respect for minorities,” Moroccan Ambassador to Indonesia Mohamed Majdi told The Jakarta Post recently ahead of the celebration of the 13th anniversary of the Enthronement of King Mohammed on Monday.
Morocco did not entirely escape the wrath of the Arab Spring. The country did witness several angry protests in major cities and towns by the Feb. 20 Movement with demands for jobs, equality, less corruption and more democracy. The movement, aimed at shaking the government but not destroying it, was not against the King.
The King himself proposed diluting some of his absolute powers.
“The new constitution also allows for greater political representation of women, enhanced good governance, accountability, respect for human rights and morality in public life,” Majdi added.
King Mohammed, who has a doctorate degree in law from a French university, became king on July 30, 1999 after the death of his father King Hassan II.
Commenting on bilateral relations, Majdi said Morocco and Indonesia had enjoyed close relations for more than 50 years. In 2011, bilateral trade doubled to US$152.44 million in three years from $74.45 million in 2009.
According to the African Economic Outlook website, Moroccan per capita income surged to $2,932 in 2011, a huge jump from $1,760 in 2001. With agriculture, tourism, foreign direct investment, robust domestic demand, surging exports and workers’ remittances as its main pillars, the $100-billion Moroccan economy has so far showed resilient growth ranging between 4 and 5 percent. Surprisingly, average inflation stands at less than 2 percent.
Morocco is currently building a $4 billion high-speed railway system connecting Casablanca and Tangier, the first in the Arab world, with the help of French company Alstom. It is also building a massive port in Tangier, one of the biggest ports in Africa, with a $1.01 billion of investment.
Rabat is also planning to build five solar plants to produce 2,000 megawatts of electricity by 2020.

After the Arab Spring and the establishment of a new government, Morocco’s biggest challenge now is how to withstand the eurozone crisis. The European Union is its biggest trading partner and a major source of foreign direct investment and tourists.
Morocco’s new Prime Minister Abdelilah Benkirane, whose Justice and Development Party came to power with a promise of higher economic growth, faces stern tests in keeping his promises.
On one side, Morocco is facing a severe drought, while suffering knock-on effects from the European debt crisis on the other.
However, Morocco’s Finance Minister Nizar Barak is confident that his country will survive the euro crisis. “Normally, when Europe sneezes, Morocco gets a cold. But now Europe has a cold and Morocco is far from being sick,” Al Arabiya news portal recently reported Barak as saying in Casablanca.
Source: Veeramalla Anjaiah, The Jakarta Post, Jakarta | World | Mon, July 30 2012, 9:43 AM

Mal Kota Kasablanka Tawarkan Nuansa Berbeda



PIM, Jakarta: Setelah sukses dengan Gandaria City, Pakuwon Grup kembali menawarkan mal megah untuk warga Jakarta di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Pembangungan mal "Kota Kasablanka" menelan dana lebih dari dua triliun rupiah. Meski berada di sekitar mal lain, pengembang tetap optimistis "Kota Kasablanka" mampu menjadi pusat belanja baru yang akan menarik pengunjung.

Menurut Alexander Tedja, pemilik mal Kota Kasablanka, belum lama ini, Kota Kasablanka menampilkan suasana berbeda dibanding mal lain karena mengikuti konsep Maroko yang menjadi ciri khas. Karena itu, tidak heran jika salah penyewa merasa cocok dengan konsep yang ditawarkan. "Kami desain dengan mozaik Maroko sehingga ada kesinambungan," kata Kentjana Prajogi, Direktur Sogo Mall Kota Kasablanka.

Suasana Maroko juga begitu terasa saat masuk sentra kuliner yang berada di lantai dua. Dengan suasana yang cukup santai, pengunjung seperti dimanjakan jika berkunjung ke mal "Kota Kasablanka".(IAN)
Sumber: Liputan6.com 29/7/2012, Maria Anneke dan Cosmas Gatot

Suasana Ramadan Dorong Ribuan Warga Asing di Maroko Bersyahadat


PIM- Rabat, Tibanya bulan suci Ramadan di Maroko, ratusan warga asing berbondong-bondong mendatangi masjid yang menyelenggarakan salat tarawih. Misalkan masjid Koutoubia di Marrakech, masjid Hassan II, Mesjid Andalus dan Mesjid Uqba di Casablanca, masjid Imam Al Malik di Sale dan Masjid Assunah di Rabat. Sudah menjadi tradisi di beberapa mesjid tersebut, sebelum salat isya, imam mesjid mengumumkan beberapa orang asing yang memeluk Islam. Selanjutnya dilakukan upacara pengucapan dua kalimah syahadah di depan jamaah sehingga membuat ratusan orang yang hadir dengan spontan bertakbir dan meneteskan air matanya karena sangat terharu melihat para bule menjadi mualaf di negeri Ibnu Bathuthah.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Maroko merilis,orang asing yang menyatakan berpindah agama ke agama Islam di Maroko tahun 2010 sebanyak 300 orang. Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan. Tahun 2011 tercatat 1947 warga asing yang berasal dari berbagai negara di Eropa memeluk Islam. Dilihat dari persentasenya, sekitar 80% mualaf adalah laki-laki, atau 1619 orang. Sisanya, 328 perempuan.

Salah satu penyebab mereka memeluk Islamdi bulan Ramadan adalah suasana spiritualitas yang maha dahsyat dan pemandangan saat salat tarawih serta ketika iftar berjamaah. Hal itu diungkapkan Abdalah Ma’alanain, aktivis Party Justice et Development. Ma’alanain mengatakan masih banyak warga asing di Maroko yang memeluk Islam namun tidak tercatat oleh lembaga yang berwenang. Jumlahnya diperkirakan lebih besar dari yang dirilis Kementerian Wakaf.

Selanjutnya data yang terhimpun di Kementerian Wakaf Maroko serta berkas yang terhimpun di pengadilan agama dan dari Kedutaan Besar atau Konsulat Maroko di luar negeri, warga Perancis menempati urutan pertama yang paling banyak memeluk Islam di Maroko. Angkanya mencapai 49,7% atau sekitar 968 mualaf. Diikuti warga Italia 252 orang, Spanyol 150 orang, Belgia 101 orang, dan 71 mualaf berasal dari Amerika.

Imam Wadi Syakir yang biasa memimpin salat tarawih di Masjid Koutoubia, Marakesh mengatakan, "Di masjid inisejak awal Ramadan, ada dua warga asing menjadi mualaf, yaitu warga kebangsaan Belgiabernama "Andre" yang sudah tinggal di kota Marrakech selama lima tahun dan dirinya memilihnama barunya, Yusuf.

Sementara itu, Abdul Salam Balaji, seorang dosen studi Islam dan ilmu politik di Universitas Mohammed V di Rabat menyatakan bahwa bulan Ramadan sangat bernuansa spiritualitas serta atmosfer pengaruh doa-doa dan bacaan Alquran, disamping suasana ifthor bersama semuanya membuat warga asing terpesona untuk belajar tentang Islam, dan berkeinginan untuk mengubah agamanya. Balaji menambahkan bahwa berdasarkan data statistik internasional dan Barat menyatakan bahwa Islam adalah agama yang paling lazim dan digandrungi oleh rakyat, bukan hanya di Maroko saja.

Balaji yang merupakan anggota Persatuan Ulama Muslim Internasional juga mengatakan mayoritas orang yang memeluk Islam di bulan Ramadan adalah dari kelompok berpendidikan dan terpandang, yaitu mereka yang sedang melakukan penelitian dan mereka membuat keputusan secara independen untuk memeluk agama Islam. Hal tersebut berbeda dengan orang yang memeluk agama lain selain Islam, biasanya berasal dari kelompok yang paktor ekonominya lemah, sahut Balaji.
Sumber: Alip Rahman – detikRamadan, Minggu, 29/07/2012 13:48 WIB *Penulis adalah WNI yang telah lama tinggal di Maroko ( rmd / rmd )

Berburu Menu Buka Puasa di Festival Kuliner ala Maroko

PIM, Jakarta - Masih bingung mencari tempat makan untuk berbuka puasa bareng keluarga, teman atau kolega? Kalau Anda merindukan suasana festival kuliner yang menyajikan ragam hidangan selera nusantara, Arabian Night FoodFest bisa jadi pilihan tujuan berbuka puasa.

Festival kuliner ini menghadirkan konsep ala Maroko, baik nuansa dan dekorasi area makan luar ruang juga hidangan khas Timur Tengah. Namun tak perlu khawatir, hidangan asli Indonesia juga tersedia. Festival kuliner ini berlangsung mulai 27 Juli hingga 12 Agustus 2012 berlokasi di La Piazza, Kelapa Gading Jakarta Utara.

"Kegiatan ini diadakan untuk keempat kalinya, berlangsung selama bulan Ramadhan. Nuansa eksotisme negeri 1001 malam dengan lentera menghadirkan suasana berbeda untuk berbuka puasa," jelas Cut Meutia, GM Corporate Communications Summarecon, saat temu media di La Piazza, beberapa waktu lalu.

Serupa seperti ajang Jakarta Fashion & Food Festival beberapa waktu lalu, memasuki area kuliner ini, mata dan lidah Anda akan digoda dengan aneka menu khas. Anda juga harus menukarkan mata uang ala Maroko. Harga minuman mulai Rp 3.000 sementara makanan lebih bervariasi, sekitar Rp 15.000-25.000 untuk menu utama.

Anda bisa memilih aneka hidangan pembuka, menu utama, dan makanan penutup di festival kuliner ini. Namun, kali ini lebih banyak tersedia hidangan utama karena tujuannya memang untuk memberikan pilihan hidangan berbuka puasa.

Kalau Anda gemar mengeksplorasi rasa, boleh saja mencoba aneka hidangan internasional seperti Nasi Briyani kreasi pakar kuliner ternama Sisca Soewitomo, Nasi Kebuli juga Sate Domba Afrika.

Sementara untuk hidangan lokal, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih yang populer juga tersedia. Selain Nasi Pepes Walahar Taman Kuring, Nasi Perang Ibu Indah, Nasi Gudeg Pejompongan, Nasi Bali Ardhya, Nasi Gandul Khas Pati Ibu Endang, Nasi Uduk Bu Jum yang terkenal di Kelapa Gading, Sate Ayam Blora, semua selera tersedia.

Untuk makanan pembuka, Anda bisa menghidangkan Martabak Medan yang lezat. Sementara untuk penutup, bagi pecinta duren, Es Duren Sakinah yang tak pernah sepi pembeli di setiap ajang kuliner Kelapa Gading ini juga tersedia. Asinan Bang Juhi pun bisa memenuhi selera Anda penyuka rasa segar dengan sensasi pedas.

Lebih dari 50 stan makanan dan minuman siap menjamu Anda mulai pukul 16:00 hingga 23:00 pada hari kerja, dan 16:00 hingga 24:00 pada Sabtu dan Minggu. Kalau ingin pulang membawa oleh-oleh kurma, aneka jenis kurma Al Banun bisa jadi tujuan belanja Anda di pesta kuliner Ramadhan ini.

Tak hanya makanan, Anda juga bisa menghibur diri melalui ragam kegiatan di acara ini. Anda bisa mencoba henna tattoo, fortune teller, atau menikmati aksi street magician hingga parade bedug. Bagi Anda yang sedang mencari busana muslim, kegiatan ini pun menghadirkan Fashion Bazaar Beauty of Zouk di Multi Purpose Hall La Piazza. Desainer APPMI dan IPMI memamerkan ragam koleksinya di kegiatan ini, selain koleksi UKM. Untuk memberikan inspirasi busana Hari Raya, pagelaran fashion setiap Minggu bisa menjadi referensi gaya Anda.
Sumber: KOMPAS.com Penulis : Wardah Fazriyati | Senin, 30 Juli 2012 | 10:23 WIB
Editor : wawa

Sunday, 20 November 2011

Pilar Tinggi dan Kubah Ciri Khas Rumah Bergaya Maroko



PIM- TRIBUNLAMPUNG.co.id - Memiliki rumah idaman sesuai keinginan selalu didambahkan setiap orang khususnya yang sudah berkeluarga. Berbicara hal tersebut, pastinya banyak hal yang ada dalam pikiran terkait konsep dan desain rumah seperti apa yang diinginkan. Minimalis, klasik, modern, rumah adat merupakan beberapa contoh desain arsitektur yang umumnya dipilih.

Dari desain-desain tersebut, pasti ada saja pemilik rumah yang ingin sedikit tampil beda melenceng dari pakem. Melenceng dalam artian belum ada atau sedikit orang yang mengadopsi suatu konsep rumah yang unik. Hal inilah yang dilakukan Ajeng Fitri Hartina (51), seorang arsitek terkemuka di Lampung.yang mengusung konsep rumah bergaya Maroko.

Rumah bergaya Maroko ini berdiri megah di bilangan Jalan Cendana Nomor 21, Pahoman Bandar Lampung. Gaya bangunan rumah dua lantai ini terlihat megah pada bagian eksteriornya. Dimana, terdapat enam pilar  masing-masing setinggi 12 meter. Di atas pilar tersebut terpasang kubah dengan warna dominan merah.

Sebelum masuk ke dalam rumah pun, pengunjung akan disambut dengan gerbang nan megah dimana pada beberapa bagian dindingnya terpasang ornamen kepala gajah. Area taman pun dikelilingi pepohonan nan rindang dan tanaman hijau. Selain itu, terdapat kolam ikan yang desainnya tidak biasa. Pasalnya, kolam ikan ini dibangun mengelilingi area depan dan samping rumah.

"Sengaja mau bikin kolam ikan yang unik dan ga biasa, sebenarnya bisa dikatan desain kolam ikan seperti selokan, tapi letaknya di area rumah bukan di luar atau pinggir jalan. Kepalang nanggung, saya bikin mengelilingi area depan dan samping. Sedangkan gerbang dan pilar, biar tampak kesan megah dan mewah  dari luar, sedikit mengadopsi konsep rumah bergaya Maroko," terang Sarjana Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta ini ketika disambangi Tribunlampung.co.id, Kamis (2/11/2011).(martin)


Tribun Lampung - Kamis, 3 November 2011 21:56 WIB

Monday, 10 October 2011

Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia Adakan Rapat Umum Perdana



PIM, Jakarta
KBRI Rabat- Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia (Al-Jamiyyah Al-Ukhuwwah Al-Maghribiyyah Al-Indonesiyyah)  bertempat di Ruang Auditorium-Rabat Lawyer Club, Minggu (9/10/2011),  mengadakan rapat umum pertama mensosialisasikan pembentukan Asosiasi kepada masyarakat Maroko. Ini bertujuan memperluas keanggotaan Asosiasi serta mengkonsolidasikan berbagai langkah ke depan dalam rangka mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia diberbagai bidang.

Acara yang dikoordinir oleh Komite Pendiri  Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia dihadiri oleh sekitar 200 orang warga Maroko, terdiri dari para tokoh Maroko, pengusaha, ulama, akademisi, mahasiswa Maroko serta sahabat Indonesia. Pada acara ini turut hadir Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja beserta ibu, seluruh staf KBRI Rabat dan para mahasiswa Indonesia di Maroko.

Acara ini juga diliput oleh media cetak dan elektronik Maroko. 
Komite Pendiri Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia, terdiri dari Mr. Nadil Hachimi (Pengusaha dan Purnawirawan Tentara Kemerdekaan Maroko), Dr. Maryam Ait Ahmed (Professor di bidang Perbandingan Agama dan Dialog Peradaban pada Universitas Ibnu Tufail-Kenitra), Dr. Belhaj Abdelhanin (Dekan Fakultas Humaniora pada Universitas Ibnu Tufail-Kenitra), dan Dr. Abdeslam Ballaji (Professor di bidang Islamic studies dan Ilmu Politik pada Universitas Mohamed V Rabat).

 Awal pertemuan disampaikan tentang kedekatan hubungan Maroko-Indonesia yang sudah dimulai sejak zaman dulu, dimulai dengan kedatangan para ulama Maroko ke Indonesia antara lain Maulana Malik Ibrahim  dan Ibnu Bathutah dalam menyebarkan  agama Islam di Indonesia, kemudian diiringi kontribusi Soekarno dalam mendukung kemerdekaan Maroko di Konferensi Asia-Afrika di Bandung dan dilanjutkan dengan kunjungan beberapa tokoh penting Indonesia ke Maroko.
Dengan pembentukan Asosiasi ini diharapkan akan semakin mempererat hubungan kedua negara, untuk itu diharapkan para peserta dapat memberikan saran, masukan serta mensosialisasikan mengenai keberadaan asosiasi ini kepada masyarakat Maroko.

Pada kesempatan ini, para peserta juga mengadakan diskusi mengenai modalitas dan struktur kepengurusan Asosiasi serta langka-langkah kedepan asosiasi dalam mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia. Selain itu, guna memperluas keanggotaan organisasi, para peserta juga mengisi formulir keanggotaan asosiasi yang telah disediakan oleh Komite Pendiri Asosiasi.

Sementara itu, Dubes RI dalam kesempatan ini menyampaikan penghargaan atas penyelenggaraan acara tersebut dan lebih lanjut menyampaikan mengikuti dengan seksama diskusi dan pemikiran para peserta mengenai langkah kedepan, dalam rangka mengembangkan asosiasi ini yang mempunyai cita-cita besar dalam mengembangkan hubungan Maroko-Indonesia.

Dubes RI juga memaparkan mengenai hubungan Indonesia-Maroko yang telah berjalan baik sejak berabad-abad yang lalu sejak kedatangan ulama-ulama Maroko ke Indonesia dilanjutkan dengan dukungan Indonesia dalam kemerdekaan Maroko melalui Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1995. Disampaikan pula saat ini kedua negara telah merdeka dan sedang membangun dengan generasi ketiga yang akan mengisi kemerdekaan, termasuk dengan pembentukan asosiasi ini yang akan mewadahi kerja sama dua negara di berbagai bidang yang pada akhirnya akan meningkatkan people-to-people contact.
Dubes RI juga menyampaikan tentang Asosiasi yang sama yang telah dibentuk di Indonesia pada tahun 2010 melalui inisiatif Kedubes Maroko di Indonesia dengan anggota para tokoh Indonesia yang menjadi sahabat Maroko.  Dubes RI juga menyampaikan harapannya agar Asosiasi ini dapat berjalan dengan baik di Maroko untuk mengembangkan gagasan-gagasan kedepan dalam rangka mengembangkan hubungan Maroko- Indonesia di berbagai bidang.
Rapat anggota yang pertama ini menetapkan 11 (sebelas) Badan Susunan Eksekutif yang terdiri dari: 1). Prof. Dr. Maryam Ait Ahmed (Presiden), 2). Dr. Belhaj Abdelhanin (Wakil Presiden), 3). Abdelilah Bouraba (Sekretaris Jenderal), 4). Soudaro Al-Aymine (Wakil Sekretaris Jenderal), 5). Aisse Taib (Bendahara), 6). Shamsi Salma (Wakil Bendahara), 7). Nadel Alhasimi (Penasehat), 8). Mohamed Khalil (Penasehat), 9). Mustapha Zebair (Penasehat), 10). Dr. Belhaj Abdelhanin (Penasehat), dan 11). Hamza Kitani (Penasehat).
Terbentuknya  Asosiasi Persahabatan Maroko-Indonesia merupakan atas dorongan Dubes RI untuk Maroko Bapak Tosari Widjaja, yang memberikan gagasan kepada beberapa tokoh Maroko yang juga merupakan sahabat Indonesia agar membentuk suatu wadah Asosiasi yang dapat menjembatani berbagai kerja sama Maroko-Indonesia di berbagai bidang. Gagasan ini kemudian mendapatkan sambutan positif dari para tokoh Maroko yang kemudian menyusun komite pendirinya.
Pembentukan Asosiasi ini kemudian secara resmi diumumkan oleh Dubes RI pada acara Resepsi Diplomatik dalam rangka memperingati HUT RI ke-66 yang diadakan oleh KBRI Rabat di Wisma Duta pada tanggal 22 September 2011. Untuk kedepan, Asosiasi ini akan menjadi mitra kerja KBRI Rabat dalam rangka mengembangkan hubungan Indonesia-Maroko di berbagai bidang.

sumber antara