Search This Blog

Tuesday, 27 September 2011

Drama Klasik Ande-Ande Lumut Mampu Menarik Perhatian Maroko


Foto: Pementasan di Maroko

KBRI Rabat Maroko - Persahabatan suatu negara dibidang seni budaya dapat mempererat hubungan antar negara. Setelah setahun sebelumnya sukses mementaskan drama klasik Ramayana, Sabtu (23/4/2011) jam 10.30 dan 16.30 waktu setempat, drama legenda Jawa Klasik Ande-ande Lumut berhasil menyita perhatian penonton di Gedung Teater Qa’atu al Maarad Kota Taza Maroko. Acara yang dipandu oleh KBRI Rabat ini, merupakan partisipasi pada program tahunan Kementerian Kebudayaan Maroko yang dikemas dalam Festival Teater Internasional Pemuda ke-12 di kota Taza (330 km dari ibu kota Rabat) 21 - 23 April 2011.

Suksesnya “Ande-ande Lumut Harumkan Nama Indonesia di Maroko”, KBRI diminta tampil 2 kali. Itu permintaan panitia dan antusias penonton yang sangat tinggi yang memadati ruangan, berkapasitas lebih dari 500 orang. Terlihat para penonton sangat antusius mengikuti alur cerita, hingga ruangan penuh sesak hingga mereka rela berdiri demi menyaksikan drama tersebut .

Seluruh dialog dan narasi drama ini, diformat dalam bahasa Arab. agar mudah dicerna oleh penonton dari kalangan anank-anak dan remaja. Drama berdurasi 50 menit ini, diperankan baik oleh 12 pemain yang terdiri dari staf KBRI dan keluarga serta mahasiswa yang dilatih selama 2 bulan dengan bantuan Dharma Wanita Persatuan KBRI Rabat.

Legenda Ande-ande Lumut menceritakan tentang kisah seorang pangeran dari Kerajaan Kediri, Jawa Timur bernama Kasumayuda yang sedang mencari gadis pujaan hati, akan dipersunting sebagai istrinya. Pernikahannya dengan Kleting Kuning pada akhirnya diketahui sebagai salah seorang putri dari Kerajaan Benggala, menjadi sebab bersatunya kembali dua Kerajaan Jenggala dan Kediri yang sebelumnya terpecah.

Kostum Kerajaan Khas Jawa, didominasi warna merah tua dengan sisipan keris di punggung Pangeran Kasumayuda, lenggak-lenggok dan gaya merayu Kleting Merah, Hijau dan Biru dengan balutan kebaya dipadu dengan batik lengkap dengan aksesorisnya, serta background pintu gerbang Kerajaan Kediri menjadi daya tarik tersendiri pada pementasan drama tersebut.Kepiawaian Yuyu Kangkang, si kepiting raksasa penjaga sebuah sungai menggoda dan merayu para kleting semakin menghangatkan suasana dan mendapat sambutan meriah dari para penonton.

Kegiatan Festival Teater Internasional Pemuda ke-12, adalah program tahunan yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan Maroko melalui instruksi langsung Raja Mohammed VI, bekerjasama dengan Yayasan Friendly Kota Taza sebagai ajang pertukaran informasi dan pengalaman, budaya dan tradisi antar sesama negara sahabat. Selain Indonesia, sejumlah negara asing ikut berpartisipasi antara lain; Arab Saudi, Amerika Serikat, Tunisia, Irak, Pantai Gading, Sudan, Burkina Faso, Azarbaijan, Austria, Senegal dan tentunya Maroko sebagai tuan rumah.

Media massa setempat, seperti Radio Television du Maroc, RTM dan TV 2M merespon positif acara itu. Para wartawan juga sempat mewawancarai para peserta festival. Usai pementasan drama, disaat acara ramah tamah Ketua Panitia Pelaksana Festival Teater Internasional Pemuda ke-12, Mrs. Ratiba, menyampaikan terima kasih kepada bangsa Indonesia dan berharap semoga kerjasama kedua negara, khususnya di bidang seni dan budaya dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. KBRI juga menyampaikan terima kasih kepada panitia karena untuk kedua kalinya telah mengundang Indonesia untuk berpartisipasi kegiatan tersebut.

Selain itu, KBRI juga siap untuk melaksanakan kolaborasi di bidang kesenian dengan pihak Kementerian Kebudayaan Maroko, serta akan terus berpartisipasi dalam festival yang sama di masa mendatang, tentunya dengan penampilan seni dan budaya Indonesia lainnya sebagai ajang promosi Indonesia kepada khalayak Maroko dan mempererat kerjasama kedua negara.


No comments:

Post a Comment